Langsung ke konten utama

Selamat Lebaran: Misteri Ayah Khon Guan yang Hilang

 


Lebaran tinggal menghitung jam, dan kita semua (muslim) tengah sibuk mempersiapkan perayaan yang penuh makna ini. Namun, ada satu hal atau misteri yang terus mengusik pikiran saya: dimana sosok Ayah Khon Guan? Atau si Ibu merupakan single mother? Atau mungkin ternyata si Ayah lagi asyik main drum di kaleng Monde?

Seperti yang pernah diungkapkan Albert Camus, "misteri adalah sesuatu yang tidak dapat dijelaskan, namun dapat dirasakan". Saya rasa, misteri Ayah Khon Guan adalah satu hal yang sulit dijelaskan, namun keberadaannya sangat kita rasakan.

Masih teringat jelas saat pertama kali melihat gambar kaleng Khon Guan. Di sana ada seorang ibu cantik dan anak yang menggemaskan atau menyebalkan mungkin, tetapi ayahnya tidak terlihat. Apakah dia sedang berlibur di luar negeri? Atau ikut Aksi Massa dan terjerat aparat?

Saya juga berpikir, mungkin Ayah Khon Guan sedang menjalani misi rahasia untuk menemukan kaleng Khon Guan isi rengginang.  Bayangkan, ia mungkin telah menyusup ke dapur atau ruang tamu orang-orang se-kabupaten!.

Bahkan bisa jadi, dia sedang mengikuti lomba makan ketupat dengan teman-temannya dan tak ingin terganggu oleh pertanyaan-pertanyaan seputar hidupnya. “Lebaran adalah waktu untuk menyantap, bukan untuk disantap!” mungkin itu moto barunya di lebaran 2025 ini.

Barangkali Ayah Khon Guan sedang menjelajahi tempat-tempat baru, merayakan Lebaran dengan cara yang berbeda. Mungkin dia tengah berburu ketupat di hutan, atau bisa jadi dia terjebak dalam kebisingan pasar, berusaha menemukan ketupat yang tidak terlalu kempes!

Seperti yang diungkapkan Jean-Paul Sartre, "Kita adalah apa yang kita pilih." Mungkin Ayah Khon Guan memilih untuk berada di tempat yang jauh, menikmati Lebaran dengan cara yang unik atau mungkin dia hanya sedang bersembunyi dari pertanyaan anak-anak tetangga, "THR nya mana pak de"? Mungkin dia berpikir, “Lebaran lebih baik di luar angkasa, dimana tidak ada yang bertanya!”

Saya tidak memiliki jawaban pasti, tetapi saya yakin misteri Ayah Khon Guan akan terus menarik perhatian kita. Siapa tahu, suatu saat nanti kita mungkin akan menemukan jawabannya.

Selamat Hari Raya Idul Fitri! Semoga kita semua dapat menemukan Ayah Khon Guan yang hilang dan berbagi kebahagiaan bersama. Semoga dia tidak lupa membawa oleh-oleh ketupat, karena kita semua tahu, ketupat yang hilang itu lebih berharga dari harta karun!, kaleng Khon Guan isi biskuit lebih asli dari pada isi rengginang!.

 

Kontributor : Ahmad K. Nizam  

Editor          : Wiwid Fitriyani

Design         : M. Helmi Kurniawan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Harlah : Catatan kecil dalam sebuah perjalanan

         Sebuah catatan ini saya tuliskan ketika disela sela saya melihat story tentang ucapan harlah yang banyak bersliweran di story media sosial. Februari 2025 merupakan bulan ke 2 yang mungkin bagi sebagian orang bulan biasa tanpa perayaan apapun di dalamnya kecuali kalian ulang tahun. Nah di momen ini bagi sebagian orang lain merupakan momentum yang ditunggu yakni tanggal 24 Februari 2025 menjadi harinya rekan-rekan IPNU.      Di hari itu juga, momen yang tepat untuk merefleksi dan  memaknai kembali setahun bahkan lebih ketika mengenal IPNU pada pertama kalinya dan proses didalamnya. Ya, tentunya banyak yang berterima kasih di ruang juang ini. Tapi bagi saya yang selalu berpikiran suudzon terhadap sesuatu izinkan saya untuk menuangkan beberapa keresahan saya dalam bentuk refleksi yang saya catat kali ini.      Ya, betul banyak sekali yang berterima kasih berproses namun layaknya seorang sopir yang harus tahu tentang m...

kalimat Wong Liyo Ngerti Opo? menjelma menjadi kalimat filosofis yang menggantikan peran Stoicism di kalangan anak muda jawa

  Belakangan ini sering muncul di beranda media sosial yang sering di gunakan oleh kalangan anak muda yaitu TikTok, sebuah konten viral yang membuat beberapa kalangan terheran bukan main karena di dalam konten tersebut seperti membandingkang sebuah kalimat biasa dengan sebuah mazhab filsafat yang tentunya memiliki banyak penganut di masa ini yaitu Stoicism. Tidak kaget melihat banyak orang keheranan dengan konten tersebut, Lha wong Cuma kalimat Wong Liyo Ngerti Opo? kok bisa-bisanya dibandingkan dengan Stoicism. sekilas sangat tidak apple to apple atau tidak sebanding, karena mazhab filsafat ini telah berkembang begitu lama dan telah melalui pembahasan serta perdebatan yang begitu panjang. Ibaratnya Stoicism ini sebuah kapal pesiar yang telah malang melintang mengarungi samudra harus bergelut dengan prahu gethek yang terbuat dari bambu. Stoicism adalah aliran filsafat Yunani yang mengedepankan penerimaan dan pengendalian diri atas segala sesuatu yang tentunya sangat relate ...

Gelar Lakmud Gabungan, PAC IPNU-IPPNU Pageruyung dan Pelantungan Ajak Kader Siap Berkhidmat dan Memimpin Perubahan

Latihan Kader Muda (Lakmud) Gabungan, Pimpinan Anak Cabang, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Kecamatan Pageruyung dan Pelantungan digelar di MDTNU 03 Gondoharum Pageruyung dari Jumat, 31 Januari hingga Minggu, 2 Februari 2025. Kegiatan yang merupakan tahap lanjutan dari Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA). kegiaran ini diikuti   oleh 21 Peserta terpilih dari Pageruyung dan Pelantungan. Lakmud ini digelar dalam rangka membentuk karakter kader yang kompeten dan mandiri dalam mengawal keberlanjutan organisasi. Rizky Syariful Fikri, Ketua PC IPNU Kendal mengapresiasi gelaran Lakmud gabungan ini yang ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan pelajar IPNU-IPPNU menghadapi tantangan serta dinamika di masa mendatang. “Kami berharap kegiatan Lakmud ini mampu mencetak kader IPNU-IPPNU yang kompeten untuk menyongsong masa depan bangsa yang lebih baik,” tuturnya. Rizky juga berpesan kepada seluruh peserta untuk mengikuti tahap...