Langsung ke konten utama

Guyon Madhon Last Chapter :Bangun Dari Penyesalan

 

 

Ayana, kekasih Madhon mati di tangan sahabat yang dulu dia perjuangkan menuju puncak tertinggi di kota itu. Setelah membunuh Seno dan kematian Ayana, Madhon menyerahkan diri dan ditangkap atas tuduhan pembunuhan walikota dan pemberontakan. Madhon menyerahkan diri bukan karena dia sudah kehabisan jalan untuk untuk membalikkan keadaan dan melarikan diri, namun karena memang dia sudah tidak lagi memiliki tujuan untuk hidup dan kehabisan gairah melakukan perjuangan apapun setelah kematian orang terkasihnya.

Madhon ditahan dalam sebuah penjara di pulau terpencil karena tindakan pembunuhan dan pemberontakannya dianggap suatu kejahatan yang luar biasa berat. Mulanya Madhon dijatuhi hukuman mati, namun karena aksi solidaritas masyarakat yang merasa Madhon dan Ayana sudah berperan penting dalam memperjuangkan dan mewujudkan kebebasan di kota mereka akhirnya hukuman mati Madhon ditangguhkan oleh pengadilan dan diganti dengan penjara seumur hidup di pulau terpencil untuk mencegah Madhon berkomunikasi dengan dunia luar.

Tahun-tahun awal dipenjara, Madhon sempat merasa frustasi karena merasa sia-sia saja dia hidup di dunia ini jika kebahagiaan dan hidupnya telah mati mendahuluinya. Dia sempat meminta pengadilan untuk kembali menjatuhinya hukuman mati, namun hal itu ditolak oleh masyarakat dan juga pengadilan.

Madhon hanya bisa menjalani hari-hari sepi dalam hidupnya di penjara terpencil dan sendirian. Penjara itu memang dikhususkan bagi penjahat kelas tertinggi, yang bukan lagi melakukan kejahatan kriminal biasa tapi sudah dianggap dapat memecah belah dan merusak ideologi hingga melakukan pemberontakan. Penjara ini sempat dihuni oleh Arya, namun karena penyakit kejiwaannya semakin menjadi-jadi hingga akhirnya bunuh diri kemudian membuat penjara ini kosong dan kini dihuni oleh Madhon seorang.

Mulanya Madhon sempat didatangi oleh seseorang yang sangat berpengaruh di kota itu dan menawarkan kebebasan kepada Madhon karena dia ingin membalas budi. Tidak hanya ingin membalas budi, dia juga menginginkan Madhon bisa bekerja untuknya karena reputasinya sebagai ahli strategi yang sudah tidak perlu diragukan lagi. Orang itu adalah Martha, mantan sekretaris Madhon di tempat dulu dia bekerja di perusahaan ban mobil.

Martha bisa dengan mudah memasuki tahanan khusus itu karena sekarang dia ditunjuk menjadi pengganti walikota yang mati bahkan tanpa menghabiskan satu tahun masa jabatannya dan masih tersisa sembilan tahun lagi. Dia diangkat menjadi walikota karena dia adalah sekretaris walikota yang sebelumnya. Terlebih struktur di kota itu tidak memiliki wakil walikota namun langsung sekretaris walikota sehingga membuat Martha menjadi satu-satunya opsi untuk menggantikan walikota yang dibunuh oleh Madhon.

Madhon dengan tegas menolak karena dia ingin berhenti dari jurang peperangan tiada ujung bernama politik itu. Madhon menyarankan Martha untuk meminta dukungan dari Martin saja karena menurut Madhon setidaknya dia lebih bisa bersahabat dibandingkan Thomas dan yang lainnya. Selain sudah muak dengan peperangan tiada ujung, Madhon juga telah kehilangan semangat perjuangannya. Kehilangan semangat juang sama artinya dengan kehilangan kecerdasan dan semua kemampuan yang membuat reputasinya sangat ditakuti di masa lalu.

Martha hanya bisa terdiam dan tak bisa berbuat apa-apa karena Madhon sudah memutuskan. Namun dia berjanji akan menjatuhkan musuh Madhon yang tersisa yaitu Thomas dan kedua ketua partai yang dulu mengusung Seno bersama Madhon. Dia berjanji akan membayar hutang budinya dengan menggusur semua musuh yang menyebabkan Madhon menjadi seperti sekarang.

Mendengar itu Madhon tidak menanggapi lalu balik badan menuju sisi paling gelap di ruangan itu. Dia benar-benar sudah tidak peduli dengan urusan orang lain apalagi yang menyangkut perpolitikan. Martha akhirnya pamit untuk pergi sembari mengingatkan Madhon untuk terus berusaha hidup karena Ayana kekasihnya yang telah mati mendahuluinya berpesan padanya untuk terus melanjutkan hidup.

Madhon kembali mengingat kata-kata terakhir dari kekasihnya. Namun mau bagaimanapun berusaha, dia saat ini tidak lagi memiliki tujuan hidup bahkan secara tidak langsung telah kehilangan jiwanya tepat saat Ayana menghembuskan nafas terakhir dan kini yang tersisa hanya sebuah raga kosong tanpa jiwa.

Selama mendekam di penjara, Madhon hanya bisa menyesali semua yang dia lakukan serta kembali memikirkan apakah semua keputusan dan langkah yang dia ambil adalah langkah yang tepat atau justru adalah langkah yang salah. Jika menurut orang-orang dia adalah ahli strategi terbaik di kota itu dan selalu mengambil langkah yang tepat, tapi kenapa pada akhirnya dia mengambil langkah yang justru membuat kekasihnya harus mati terbunuh.

Jika saja dia tetap bersama Seno sampai akhir, dia mungkin akan tetap bisa bertemu dengan Ayana di rumah tahanan dan tentunya kekasihnya tidak akan mati mendahului dirinya seperti saat ini. Keputusan untuk melawan Seno dengan melakukan pemberontakan adalah penyesalan terbesarnya dan selalu menghantui pikiranya setiap saat.

Selama hampir satu tahun dia benar-benar dihantui oleh penyesalan yang mendalam hingga membuatnya tidak bisa tidur setiap malamnya. Penyesalan itu bukan cuma membuat dirinya tidak bisa tidur karena selalu memimpikan kekasihnya mati ditembak oleh sahabatnya senidiri, namun juga mengganggu kesehatannya yang sekarang mulai rapuh.

Di pulau yang hanya berdiri sebuah penjara itu sebenarnya dia bisa melakukan apapun karena pulau itu luas dan dikelilingi oleh lautan lepas. Pulau itu dikelilingi dengan pagar besi di lautan lepas yang dijaga oleh puluhan pasukan khusus untuk mencegah dia melarikan diri. Namun itu hanya di awal saja karena di tahun-tahun berikutnya para penjaga sudah tidak lagi khawatir dengan seorang pria yang bahkan tidak punya semangat untuk hidup.

Menjelang akhir hidupnya, Madhon masih sakit-sakitan dan terus diganggu oleh mimpi buruk saat kematian sang kekasih. Madhon terus menyesali keputusannya melakukan pemberontakan kepada sahabatnya. Bukan karena dia takut, namun karena keputusannya telah membuat kekasihnya, kehidupan, dan semangatnya mati terlumat oleh takdir begitu cepat.

Madhon berjalan menaiki bangunan penjara untuk melihat semua sudut yang selama ini belum pernah dia telusuri. Saat sampai di balkon penjara yang langsung berhadapan dengan laut lepas, Madhon melihat seekor kucing berwarnya oranye yang mengingatkannya dengan sebuah operasi yang dia namai Operasi Kucing Oranye. Dia melihat sesuatu yang aneh, tidak biasanya dia melihat seekor kucing berada di batu karang di pinggiran laut lepas. Rupanya kucing itu sedang mencari mangsa berupa ikan di laut lepas.

Perilaku kucing itu membuat Madhon kebingungan. Kenapa ada kucing di pinggir laut lepas? Bukankah semua kucing takut dengan air?. Saat Madhon masih kebingungan, tiba-tiba kucing itu melompat ke dalam laut karena melihat ikan yang akan menjadi mangsanya. Benar saja, karena laut bukanlah habitat normal bagi kucing untuk mencari mangsa maka dia akhirnya mati tenggelam dan terbawa arus ombak yang deras di laut lepas.

Madhon kaget melihat ada kucing seberani dan senekat itu hingga berani berburu dan menantang lautan yang kejam. Melihat itu membuat Madhon sedikit mengingat dan menyadari bahwa penyesalan yang selama ini dia alami berada di titik yang salah. Setelah melihat kucing itu mati di laut lepas dia baru menyadari bahwa keputusannya bukan salah karena melakukan pemberontakan namun sudah salah sejak dia memutuskan untuk melakukan Operasi Kucing Oranye.

Masuk ke dalam dunia politik sama halnya dengan menjual jiwa kepada setan. Jika menang maka kau akan mendapatkan manis yang tiada tara, namun buah manis itu hanyalah ilusi sesaat. Sejatinya sejak saat dia masuk ke dalam dunia bawah tanah itu dia seperti seolah menjual jiwanya kepada setan dan akan dilahap hingga mati kapan saja di dalam lingkaran neraka yang tiada ujungnya.

Seperti kucing yang sejak awal sudah salah dalam memilih tempat berburu. Habitat asli buruannya adalah di rumah-rumah atau di gang-gang kota yang banyak sisa makanan atau tikus yang berkeliaran bukan malah memilih untuk berburu di laut lepas. Sejak dia mulai memutuskan untuk berburu di habitat yang salah, maka sejak saat itu juga dia telah menyerahkan nyawanya kepada lautan.

Madhon tersadar bahwa selama ini dirinya telah salah dalam menilai penyesalan. Dengan batuk-batuk dan nafas yang mulai menipis, akhirnya setelah bertahun-tahun senyum di wajahnya kini muncul kembali. Bukan karena dia tidak lagi menyesal, tapi karena dia sedang menertawakan dirinya yang dianggap sebagai ahli strategi terbaik di kota itu ternyata sangat bodoh dan bahkan tidak bisa menganalisis penyesalannya sendiri.

Madhon mulai lemas karena penyakit yang dia derita kini semakin parah dan mulai kehilangan fokus pada matanya. Madhon terjatuh dari balkon dan langsung terjun bebas menuju laut lepas. Dia tenggelam membawa semua penyesalan dan menanggung cinta dalam sebuah penyesalan. Dia hanya bisa melihat gumpalan air laut yang memenuhi pandangannya. Menjelang kematiannya, Madhon kembali mengingat semua momen yang dia alami. Mulai sejak dia tinggal di kampung hingga akhirnya memutuskan merantau ke kota dan bertemu dengan cinta pandangan pertamanya yaitu Ayana di Thailand.

Madhon sangat bahagia mengingat momen-momen kebersamaannya dengan Ayana, namun semua momen itu hilang ketika mengingat saat dia memutuskan untuk masuk dalam jurang tiada ujung dalam peperangan politik. Madhon sedikit demi sedikit mulai kehilangan kesadaran karena tidak hanya sedang sakit namun kini dia sedang tenggelam di lautan lepas yang membuatnya kehilangan nafas.

Seorang pemuda kampung yang memutuskan untuk merantau merubah nasib dan meningkatkan taraf hidup di kota, seorang pemuda yang sudah pernah mati menanggung cinta, dan seorang pemuda yang terjerumus dalam jurang tiada akhir dan neraka yang tiada ujungnya hingga dianggap sebagai seorang ahli strategi terbaik bahkan dianggap sebagai pahlawan oleh seisi kota kini menghembuskan nafas terakhirnya di dasar lautan. Tenggelam di tempat paling gelap dan sunyi dan tanpa seorangpun yang mengetahui. Semua pencapaian dan derita kini hilang dalam kematian yang sepi. Hiruk pikuk, riuh ramai, bising, dan merdu kini sunyi seketika.

Pahlawan yang selama ini kita tonton di layar kaca selalu mendapatkan perlakuan yang istimewa saat hidup hingga kematiannya, ternyata fakta di dunia nyata sangat berbeda dari pahlawan di layar kaca. Pahlawan di dunia nyata seperti Madhon yang dianggap sebagai pahlawan pembebasan bagi seluruh warga kota harus hidup menanggung penyesalan dan mati dalam kondisi kesepian.

Dalam kegelapan kematian, Madhon tiba-tiba melihat seutas cahaya dan berusaha menghampiri cahaya tersebut. Saat mencapai titik cahaya itu tiba-tiba dia terbangun karena kepala desa yang membangunkannya. Ternyata selama ini yang Madhon alami adalah sebuah mimpi. Anehnya mimpi itu terasa sangat aneh mengingat kejadian kebahagiaan dan kepedihan yang dia alami serasa begitu nyata. Dia bertanya-tanya apakah ini hanya sebuah mimpi atau dia justru kembali ke masa lalu dengan semua ingatan dan pengalaman yang membekas di dalam dirinya.

Saat masih dalam kebingungan, Madhon disadarkan kembali oleh kepala desa yang datang untuk mempertemukan Madhon dengan seseorang yang ternyata adalah Aryapati sang walikota yang sempat Madhon jatuhkan dulu. Kedatangannya ke sana adalah untuk membeli rumah Madhon karena rumah tempat tinggal Madhon adalah titik koordinat yang menurut para peneliti mengandung minyak bumi di bawahnya. Madhon masih tidak bisa mencerna semua kejadian ini. Tiba-tiba muncullah seseorang yang membuat dirinya semakin terkejut. Orang itu adalah Ayana yang datang menemani Ayahnya.

Madhon benar-benar terkejut karena ini adalah sebuah kejadian yang aneh. Madhon masih berusaha mencerna semua kejadian yang terjadi dan berusaha menyimpulkan apakah ini memang mimpi atau dia telah kembali ke masa lalu. Madhon kembali disadarkan oleh kepala desa yang memarahinya karena telah mengabaikan walikota. Dia tersadar dan meminta semua orang untuk menunggu sebentar. Dia masuk ke dalam rumah dan menghadap kaca lalu membuka bajunya untuk melihat punggungnya yang ternyata dia masih memiliki bekas luka akibat siksaan di Thailand dulu. Itu artinya ini bukanlah mimpi atau Madhon yang bangun dari mimpinya yang panjang. Namun ini adalah kesempatan kedua…Tamat…..

Wkwkwk maaf telah membuat kalian berekspektasi tinggi. Tapi dalam sebuah alam semesta kecil imajiner kenyatan selalu bisa diputarbalikkan dan disusun ulang. Di dalam alam semesta kecil imajiner, pemilik alam semesta kecil selalu memiliki kekuasaan tertinggi dan mutlak. Pemilik alam semesta kecil punya kuasa untuk mengangkat martabat orang paling tercela juga mampu mencela dan menghinakan orang paling bermartabat dan paling suci sekalipun.

Di dalam alam semesta kecil ini sang pemilik mampu mematikan kehidupan dan menghidupkan kematian. Jadi jika kalian menganggap akan dengan mudah menebak ending cerita maka kalian salah besar, karena tidak semudah itu ferguso. Yang kalian lawan adalah Sang Pemilik dan Penguasa alam semesta kecil bernama imajinasi wkwkwk.

Selamat menikmati ending series Guyon Madhon dan Selamat Hari Raya Idul Fitri. Penulis mengucapkan mohon maaf lahir dan batin jika selama ini dalam cerita series Guyon Madhon selalu membuat kalian para pembaca jengkel ataupun sedih. Tapi ya cuma maaf doang kalo disuruh buat berhenti ya itu terserah Saya wkwkwk.


Kontributor   : Ahmad Robith

Editor            : Wiwid Fitriyani

Design           : M. Helmi Kurniawan


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Harlah : Catatan kecil dalam sebuah perjalanan

         Sebuah catatan ini saya tuliskan ketika disela sela saya melihat story tentang ucapan harlah yang banyak bersliweran di story media sosial. Februari 2025 merupakan bulan ke 2 yang mungkin bagi sebagian orang bulan biasa tanpa perayaan apapun di dalamnya kecuali kalian ulang tahun. Nah di momen ini bagi sebagian orang lain merupakan momentum yang ditunggu yakni tanggal 24 Februari 2025 menjadi harinya rekan-rekan IPNU.      Di hari itu juga, momen yang tepat untuk merefleksi dan  memaknai kembali setahun bahkan lebih ketika mengenal IPNU pada pertama kalinya dan proses didalamnya. Ya, tentunya banyak yang berterima kasih di ruang juang ini. Tapi bagi saya yang selalu berpikiran suudzon terhadap sesuatu izinkan saya untuk menuangkan beberapa keresahan saya dalam bentuk refleksi yang saya catat kali ini.      Ya, betul banyak sekali yang berterima kasih berproses namun layaknya seorang sopir yang harus tahu tentang m...

kalimat Wong Liyo Ngerti Opo? menjelma menjadi kalimat filosofis yang menggantikan peran Stoicism di kalangan anak muda jawa

  Belakangan ini sering muncul di beranda media sosial yang sering di gunakan oleh kalangan anak muda yaitu TikTok, sebuah konten viral yang membuat beberapa kalangan terheran bukan main karena di dalam konten tersebut seperti membandingkang sebuah kalimat biasa dengan sebuah mazhab filsafat yang tentunya memiliki banyak penganut di masa ini yaitu Stoicism. Tidak kaget melihat banyak orang keheranan dengan konten tersebut, Lha wong Cuma kalimat Wong Liyo Ngerti Opo? kok bisa-bisanya dibandingkan dengan Stoicism. sekilas sangat tidak apple to apple atau tidak sebanding, karena mazhab filsafat ini telah berkembang begitu lama dan telah melalui pembahasan serta perdebatan yang begitu panjang. Ibaratnya Stoicism ini sebuah kapal pesiar yang telah malang melintang mengarungi samudra harus bergelut dengan prahu gethek yang terbuat dari bambu. Stoicism adalah aliran filsafat Yunani yang mengedepankan penerimaan dan pengendalian diri atas segala sesuatu yang tentunya sangat relate ...

Gelar Lakmud Gabungan, PAC IPNU-IPPNU Pageruyung dan Pelantungan Ajak Kader Siap Berkhidmat dan Memimpin Perubahan

Latihan Kader Muda (Lakmud) Gabungan, Pimpinan Anak Cabang, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Kecamatan Pageruyung dan Pelantungan digelar di MDTNU 03 Gondoharum Pageruyung dari Jumat, 31 Januari hingga Minggu, 2 Februari 2025. Kegiatan yang merupakan tahap lanjutan dari Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA). kegiaran ini diikuti   oleh 21 Peserta terpilih dari Pageruyung dan Pelantungan. Lakmud ini digelar dalam rangka membentuk karakter kader yang kompeten dan mandiri dalam mengawal keberlanjutan organisasi. Rizky Syariful Fikri, Ketua PC IPNU Kendal mengapresiasi gelaran Lakmud gabungan ini yang ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan pelajar IPNU-IPPNU menghadapi tantangan serta dinamika di masa mendatang. “Kami berharap kegiatan Lakmud ini mampu mencetak kader IPNU-IPPNU yang kompeten untuk menyongsong masa depan bangsa yang lebih baik,” tuturnya. Rizky juga berpesan kepada seluruh peserta untuk mengikuti tahap...