Langsung ke konten utama

Guyon Madhon Chapter 29 : Nestapa Tiada Akhir

 

 

Mengetahui fakta yang sangat mencengangkan dan mengecewakan membuat Ayana lemas tak berdaya. Dia tidak bisa mencerna seluruh informasi yang diterima secara mendadak dan dalam situasi mencekam itu. Dia baru mengetahui bahwa ternyata Madhon adalah otak di balik semua kejadian malang yang menimpa dirinya. Bermula dari ayahnya yang digulingkan dari posisi walikota hingga dirinya yang harus ditahan karena dianggap mewarisi ideologi ekstrim ayahnya dan dikhawatirkan akan membuat gerakan perlawanan di kota itu.

Ayana benar-benar tidak menyangka sekaligus kecewa karena Madhon merupakan laki-laki yang dia cintai dan satu-satunya yang memperlakukan dia dengan baik. Kejamnya dunia tak hanya merenggut dan menghancurkan kebahagiaan keluarga kecil miliknya, bahkan membuatnya berfikir sebagai orang yang dicintai oleh laki-laki baik hati namun ternyata adalah perwujudan bencana miliknya selama ini. Tidak hanya membohongi Ayana, Madhon juga menjadi otak atas semua bencana dan kesedihan yang menimpanya bertubi-tubi.

Mengetahui semua fakta itu membuat kewarasan Ayana benar-benar terguncang dan bahkan hampir gila. Dia sempat berfikir untuk mengakhiri hidupnya daripada harus dihantui oleh kemarahan dan kebencian kepada Madhon dan juga dunia seisinya yang telah benar-benar tidak adil kepadanya. Ayana mendekat ke arah bawahan Seno dan meminta mereka untuk membunuhnya saja dengan senjata apai yang mereka bawa.

Menyadari bahwa Ayana akan melakukan sesuatu yang nekat, Madhon langsung menahannya. Ayana menolak dengan memberontak kepada Madhon sembari bersumpah serapah dan menganggap Madhon adalah seorang penghianat yang hanya memanfaatkan dirinya untuk menjatuhkan ayahnya. Ayana bertanya kepada Madhon apakah dia masih belum puas dengan membuat ayahnya mendekam di penjara seumur hidup dan kini ingin menyiksa dirinya juga dalam rumah tahanan dengan rasa kebencian terhadap dunia?.

Madhon tak bisa berkata-kata. Kenyataannya memang dia adalah orang yang menyelipkan alat penyadap di kelopak bunga tulip yang dia berikan kepada Ayana dengan sengaja untuk mengetahui informasi penting yang dapat menjatuhkan walikota. Madhon hanya bisa meyakinkan bahwa dia melakukan itu semua karena terhimpit oleh keadaan dan untuk kepentingan politik semata.

Tentu saja Ayana tidak mungkin percaya dengan semudah itu. Ditambah lagi dia sudah memberitahukan lokasi tempat ayahnya menyembunyikan aset miliknya. Itu juga pasti merupakan salah satu alasan kenapa Madhon tetap mendatangi dirinya di rumah tahanan politik selama ini. Ayana terus saja memberontak dengan marah sambil mengeluarkan air mata karena perasaannya yang campur aduk. Bagaimana tidak, orang yang selama ini dia cintai ternyata adalah dalang dari semua bencana yang menimpanya.

Maadhon sudah tidak bisa menenangkan Ayana. Dia benar-benar berada di dua situasi yang sangat sulit. Satu sisi dia dibenci oleh wanita yang dia cintai karena mengetahui identitas asli dirinya, di sisi lain dia dan Ayana juga sedang dalam kondisi hidup dan mati karena mereka berdua sedang di kepung oleh anak buah Seno yang merupakan pasukan terlatih dan juga membawa senjata lengkap. Madhon bisa saja melawan namun pada akhirnya dia hanya mengantarkan nyawa dengan percuma karena dengan kemampuan dan senjata mereka dapat menghabisi nyawa Madhon dan Ayana kapan saja.

Madhon dan Ayana masih saja meributkan urusan mereka. Ayana sibuk memberontak karena ingin mengakhiri hidupnya, sedangkan Madhon sibuk meyakinkan Ayana bahwa kondisi yang sebenarnya terjadi lebih rumit dari yang dia bayangkan. Kebisingan perdebatan mereka sirna karena dikagetkan dengan suara tembakan. Mereka sama-sama terdiam dan menoleh ke arah anak buah Seno karena mereka pikir yang menembak adalah anak buah Seno. Namun justru salah satu diantara anak buah Seno yang tumbang dan disusul dengan suara berondongan peluru yang menghapuskan semua anak buah Seno dari dunia ini.

Tembakan tadi rupanya berasal dari anak buah Martin yang datang untuk menolong Madhon dan Ayana. Salah satu bawahan Martin meminta Madhon untuk segera masuk ke mobil karena mereka tidak punya banyak waktu. Seno sudah mengirimkan satu legion pasukan untuk menangkap mereka semua. Mendengar itu membuat Madhon tidak punya pilihan lain. Sembari meminta maaf kepada Ayana dan akan menjelaskan semuanya setelah kondisi aman, Madhon memukul bagian tengkuk belakang kepala Ayana yang membuatnya pingsan agar dia tidak memberontak dan mereka bisa kabur dengan naman.

Ayana yang pingsan dibopong oleh Madhon menuju mobil untuk melarikan diri. Tanpa banyak basa-basi mereka langsung tancap gas untuk menghindari baku tembak kembali dengan bawahan Seno yang dikirim untuk menangkap mereka. Mereka tidak cuma menyelamatkan Ayana dan Madhon namun juga mengirim orang ke penjara untuk menyelamatkan Maria, wanita paruh baya pemilik panti asuhan yang sekaligus ibu kandung Ayana.

Mereka tidak kabur menuju kantor korporasi milik Martin, jika menuju ke tempat itu pasti akan menjadi masalah besar karena itu adalah satu-satunya tempat untuk menjalankan operasi balas dendam Madhon. Mereka menuju ke suatu tempat yang sangat tersembunyi agar aman dan kantor korporasi Martin tidak dijadikan tempat operasi penangkapan oleh polisi.

Setibanya di sana sudah ada Maria dan pasukan bayaran yang telah menunggu Madhon. Ayana yang sejak tadi pingsan juga tiba-tiba bangun dari pingsannya. Ayana kaget karena saat bangun dia berada di tempat yang tidak dia kenali dengan dikelilingi oleh banyak orang bersenjata. Setelah melihat ke satu sisi dia akhirnya melihat Madhon dan langsung menghampirinya. Ayana meminta Madhon untuk membunuhnya saja agar Madhon lebih puas.

Madhon meminta Ayana untuk tenang dan duduk karena Madhon akan mempertemukan dirinya dengan seseorang yang akan menjelaskan semua. Orang itu adalah Maria, ibu kandung dari Ayana. Meskipun pada awalnya sempat kaget dan marah karena Maria merupakan saksi yang membuat ayahnya dipenjara seumur hidup yang berarti juga ikut andil dalam kemalangannya, namun kemudian dia tersadar bahwa Maria tidak salah karena bersaksi mengingat dia juga korban kejahatan ayahnya.

Setelah Ayana tenang, Maria mulai menjelaskan bahwa dia adalah ibu kandung Ayana. Dulu dia diperkosa oleh ayah Ayana bukan karena nafsu namun hanya ingin menyiksa Maria dengan rasa malu sebagai pembalasan dendam pada ayah Maria yang telah menyiksanya sewaktu kecil. Kemudian untuk Madhon, dia melakukan semua ini karena diminta oleh Maria karena Maria sudah tidak kuat menahan malu dan menyimpan semua kejahatan yang dilakukan oleh ayah Ayana. Maria adalah orang yang meminta Madhon untuk memenjarakan ayah Ayana sekaligus menjaga Ayana.

Mendengar bahwa orang di depannya adalah ibu kandungnya seketika membuat Ayana kaget dan menangis. Ternyata wanita yang selama ini dia kira ibu kandungnya tak lain hanyalah seorang jalang suruhan ayahnya untuk menutupi kedok sebagai penyuka sesama jenis. Ayana menangis karena ternyata masih ada orang yang menyayanginya sembari memeluk Maria ibu kandungnya selama ini.

Madhon juga menambahkan bahwa orang-orang yang Ayana lihat saat ini adalah pasukan untuk membalaskan dendam miliknya karena setelah semua yang dia lakukan untuk membuat Seno menjadi walikota justru kini Seno malah merampas kebahagiaan dan satu-satunya alasan dia tetap mau berjuang untuk hidup. Kebahagiaan itu adalah Ayana sebagai satu-satunya wanita yang dia cintai.

Ayana mendengar semua kebenaran tentang kejadian masa lalu dan juga tentang Madhon yang ternyata tidak menghianatinya. Dia langsung menghampiri dan memeluk Madhon sembari berkata kalau dia juga mencintai Madhon sejak mereka menghabiskan waktu di Thailand. Mereka akhirnya berpelukan dan menyatakan cinta mereka berdua

Haru kebahagiaan cinta itu harus ditunda karena medan pertempuran balas dendam membutuhkan Madhon untuk memimpin operasi. Mengetahui bahwa dia harus pergi ke pusat kota untuk memimpin pemberontakan, Madhon melepaskan pelukan dan meminta Ayana untuk menunggunya sebentar karena dia harus menyelesaikan apa yang telah dia mulai. Mendengar itu Ayana hanya bisa mengangguk dan meminta madhon untuk berhati-hati dan kembali dengan tidak kurang dari satu bagian tubuh manapun karena dia tidak mau lagi kehilangan orang yang dia cintai.

Sesampainya Madhon di kantor korporasi milik Martin, dia langsung mengoordinasikan semua hal tentang demonstrasi yang digelar  di semua titik-titik penting di kota itu dan yang paling banyak masa demonstrasinya berada di depan balai kota. Selain aksi demonstrasi, dia juga mengoordinasi media milik Martin untuk terus memojokkan Seno sebagai penipu dan perampas kebebasan yang sesungguhnya.

Seno harus dicap sebagai koruptor yang rakus karena selain menerima suap dari konglomerat untuk membuat perusahaan-perusahaan bangkrut dan membeli sahamnya dengan harga murah, dia juga berniat mengambil harta milik walikota sebelumnya yang telah diwariskan kepada anaknya. Tidak cukup dengan memenjarakan ayahnya, kini dia ingin merampas dan memiskinkan anak semata wayang walikota sebelumnya.

Semua aksi demonstrasi juga menyuarakan hal yang sama yaitu meminta Seno untuk mundur dari jabatannya karena dianggap telah gagal dalam mengawal kebebasan dan malah menjadi tirani baru perampas hak pengusaha yang pada akhirnya juga akan merampas hak milik masyarakat juga.

Semua gerakan telah terkoordinasi yang membuat Madhon dan Martin sedikit tenang. Namun dalam ketenangan itu muncul bawahan Martin yang mengabarkan kapada Madhon bahwa tempat dia menyembunyikan Ayana telah diserang oleh bawahan Seno. Dalam penyerangan itu Maria ditembak mati di tempat dan semua pasukan yang menjaga mereka berdua juga telah dihabisi.

Madhon yang mendengar itu seketika terlonjak dari kursinya dan langsung menanyakan kabar Ayana karena si bawahan itu tidak memberitahukan kabar Ayana sama sekali. Ternyata dia tidak menemukan Ayana di sekitar tempat itu, bahkan jika Ayana dibunuh harusnya mayatnya berada di sana. Madhon benar-benar marah dan menarik kerah baju bawahan Martin itu.

Saat Madhon ingin memarahi bawahan Martin itu, tiba-tiba teleponnya berbunyi dan tenyata yang menelepon adalah Seno. Dia sempat dicegah untuk mengangkat telepon dari Seno, namun karena Ayana menghilang dan firasat Madhon mengatakan bahwa Ayana sekarang berada di tangan Seno maka dia tanpa pikir panjang langsung mengangkat telepon itu. Rupanya benar bahwa Ayana tengah diculik dan ditahan oleh Seno di kantornya.

Madhon benar-benar murka kepada Seno yang melibatkan orang lain dalam masalah pribadi mereka. Seno tidak banyak menanggapi amarah Madhon dan memintanya untuk mengambil mayat Ayana dengan tangannya sendiri di kantornya. Mendengar itu  Madhon lalu membanting ponselnya. Madhon dengan marah menuju ke balai kota untuk menyelesaikan urusan dirinya dengan sahabat lama yang menghianatinya itu. Dia meminta semua persenjataan yang dapat dia bawa menuju balai kota dan pergi sembari meminta Martin untuk menyiapkan rencana cadangan karena dia sendiri bahkan tidak tau apakah akan kembali dengan selamat atau tidak.

Mendengar itu Martin sempat mencegah Madhon untuk pergi. Namun apalah daya tidak ada seorang manusia bahkan dewa sekalipun yang bisa menghalangi seorang pria dalam memperjuangkan cintanya. Madhon akhirnya pergi menuju balai kota dengan membawa persenjataan untuk berperang dengan sahabatnya sendiri. Dia menerobos barisan pendemo dan masuk melalui pintu belakang

Sesampainya di loby ternyata dia sudah ditunggu oleh Seno yang menahan Ayana. Seno menyuruh Madhon untuk menyerah dan kembali mengingat pertemanan mereka berdua dulu, bahkan mereka lebih dulu berteman sebelum dia bertemu jalang bernama Ayana ini. Mendengar itu membuat Madhon marah karena Ayana merupakan wanita yang dia cintai dikatai jalang oleh seorang penjahat.

Seno yang melihat kemarahan Madhon menganggap bahwa Madhon tidak akan berpihak kepadanya lagi. Seno lalu mengatakan kata-kata terakhirnya sebagai sahabat Madhon dan selanjutnya mereka akan benar-benar menjadi musuh. Dia mengatakan pada Madhon untuk bersiap menerima segala resiko atas apa yang telah dia perbuat karena politik dan kekuasaan memanglah demikian.

Jika Madhon berani mengusik ketenangan dan kekuasaan seorang penguasa maka Madhon juga harus siap untuk kehilangan kebahagiaan satu-satunya yang dia miliki sebagai bayaran atas sikap keras kepalanya. Seno mengucapkan itu sambil melesatkan peluru yang tepat mengenai jantung Ayana dan membuatnya ambruk seketika.

Melihat wanita yang dia cintai tergeletak di lantai dan berlumuran darah membuat mata Madhon terbelalak. Sahabat yang dulu dia perjuangkan kini dengan tega membunuh kekasihnya di depan matanya tanpa belas kasihan. Madhon menghampiri Ayana yang sudah tergeletak dingin dan hampir kehilangan kesadaran. Madhon mengangkat tubuh Ayana dan meletakkan di pangkuannya.

Dalam pangkuan Madhon, Ayana hanya bisa berkata lirih. Ayana berkata bahwa dia bersyukur meskipun mendapatkan berbagai masalah dan ketidakadilan dalam hidup, namun dia masih memiliki Madhon sebagai kebahagiaan terakhir yang dia miliki. Dia juga bersyukur karena wajah terakhir yang dia lihat sebelum ajal menjemput adalah orang terkasihnya yang sangat dia cintai.

Mendengar kata-kata terakhir Ayana membuat Madhon tidak bisa menerima semua kenyataan yang terjadi dan meminta Ayana untuk diam karena jika terus bicara dia akan kehabisan banyak darah. Madhon meminta Ayana untuk bertahan sebentar lagi karena dia akan membawanya ke rumah sakit. Sayangnya peluru yang telah menembus jantung Ayana adalah persoalan yang bahkan keajaibanpun akan berfikir dua kali untuk membantunya.

Ayana mulai kehilangan kesadaran sambil mengatakan pada Madhon untuk tetap hidup bahagia dan tetap semangat melanjutkan hidup karena di kehidupan selanjutnya pun dia akan tetap mencintai Madhon. Mata Ayana sudah mulai kehilangan fokus dan tangan yang sebelumnya mengelus pipi Madhon kini jatuh. Ayana, wanita dengan arti nama seharum bunga itu harus meregang nyawa akibat peperangan politik yang tak berujung.

Madhon yang melihat kekasihnya meregang nyawa di depan matanya akibat dibunuh oleh sahabatnya sendiri hanya bisa menangis meratapi nasib malang yang menimpa mereka berdua bahkan belum ada satu hari sejak mereka berdua saling menyatakan cinta. Namun takdir selalu tidak adil kepada mereka yang saling mencintai karena mereka harus dipisahkan oleh ajal yang menjemput salah satu dari mereka lebih dulu.

Selain menangis sedih, Madhon juga marah dengan berapi-api karena kekasihnya dibunuh di depan matanya sendiri. Madhon meletakkan mayat kekasihnya itu ke lantai dan berkata untuk menunggunya sebentar. Madhon ingin menguburkan Ayana dengan layak dan berjanji akan menaburi jalan kuburannya dengan darah milik Seno.

Madhon berdiri menatap semua bawahan Seno dan bertekad akan mecabut setiap nyawa yang dia lihat telah menyaksikan kekasihnya dibunuh. Madhon memburu mereka semua dengan cosplay layaknya seorang John Wick yang memiliki julukan sebagai pembunuh paling mengerikan dalam sejarah. Peluru Madhon menembus setiap kepala orang yang dia lihat di depannya hingga sampailah dia di depan Seno sebagai syarat terakhir untuk menguburkan kekasihnya.

Seno yang kaget melihat Madhon bisa sampai ke ruangannya dan berhasil menghabisi semua bawahannya langsung lemas karena tau bahwa target selanjutnya adalah dirinya. Seno bersujud memohon ampun dan meminta Madhon untuk mengingat semua momen kebersamaan mereka di masa lalu. Namun pistol yang dibawa Madhon sudah menempatkan diri di posisinya yaitu tepat di dahi Seno.

Madhon yang mendengar ucapan menjijikkan dari Seno lalu mengatakan bahwa dia mengingat semua momen dengan Seno. Seno berfikir bahwa Madhon akan memaafkan dirinya dan memberanikan diri melihat wajah Madhon. Sialnya takdir berkata lain karena peluru sudah melesat menembus tempurung kepalanya. Madhon membunuh sahabat dekat yang dulu dia perjuangkan sambil berkata kalau dia mengingat semua momen bersama Seno termasuk momen dia membunuh kekasihnya di depan matanya sendiri.

Madhon mengambil mayat Seno lalu melemparkannya keluar dan dijatuhkan ke tempat para demonstran seraya mengatakan bahwa mereka telah menang dan meminta mereka untuk berhenti berteriak.

Madhon turun dari ruangan walikota sambil menggotong mayat wanita terkasihnya keluar dari gedung balai kota itu. Madhon bukan cuma menggotong sebuah mayat, namun dia menggotong seluruh kenangan dan cinta yang tak sempat mereka curahkan. Dia menggotong sebuah harapan tentang kebahagiaan hidup yang pupus oleh takdir yang tidak adil. Madhon menggotong cinta yang abadi dalam kematian.

Madhon keluar membawa mayat seorang wanita dengan berjalan tegap namun dengan air mata yang mengalir di pipinya. Pemandangan itu membuat semua demonstran yang ada di sana terdiam dan menyadari bahwa Madhon adalah orang yang telah membunuh walikota. Madhon mendekat ke arah mereka dan menyerahkan mayat terkasihnya sembari meminta tolong untuk menguburkan mayat tersebut karena dia sebentar lagi akan ditangkap oleh polisi.

Mendengar permintaan Madhon itu, para demonstran langsung menggotong mayat seorang wanita yang nantinya akan dikenal sebagai lambang dari kemenangan dan kebebasan bernama Libertayana yang patungnya akan berdiri megah di kota itu sekaligus menjadi identitas kota bersama Madhon sebagai pahlawan pembebasan.

Madhon meninggalkan kerumunan yang membawa mayat orang tercintanya itu dan mendatangi polisi dengan menyodorkan tangan meminta untuk ditangkap. Untuk apa lagi dia hidup bebas jika tanpa cinta. Dia hanya akan mengalami kekosongan dan siksaan yang tiada akhir. Madhon akan menanggung seluruh nestapa tiada akhir ini hingga ajal menjemputnya di penjara.

Madhon ditangkap atas tuduhan pemberontakan dan pembunuhan walikota. Setiap perjuangan pembebasan pasti ada kebebasan dan kebahagiaan seseorang yang harus dikorbankan untuk memperjuangkan kebebasan orang lain. Orang yang rela mempertaruhkan kebebasannya hanya akan mendapatkan nestapa tiada akhir karena kehilangan hal paling berharga darinya, yaitu cinta yang teramat singkat.

 

Kontributor : Ahmad Robith

Editor           : Wiwid Fitriyani

Design          : M. Helmi Kurniawan


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Harlah : Catatan kecil dalam sebuah perjalanan

         Sebuah catatan ini saya tuliskan ketika disela sela saya melihat story tentang ucapan harlah yang banyak bersliweran di story media sosial. Februari 2025 merupakan bulan ke 2 yang mungkin bagi sebagian orang bulan biasa tanpa perayaan apapun di dalamnya kecuali kalian ulang tahun. Nah di momen ini bagi sebagian orang lain merupakan momentum yang ditunggu yakni tanggal 24 Februari 2025 menjadi harinya rekan-rekan IPNU.      Di hari itu juga, momen yang tepat untuk merefleksi dan  memaknai kembali setahun bahkan lebih ketika mengenal IPNU pada pertama kalinya dan proses didalamnya. Ya, tentunya banyak yang berterima kasih di ruang juang ini. Tapi bagi saya yang selalu berpikiran suudzon terhadap sesuatu izinkan saya untuk menuangkan beberapa keresahan saya dalam bentuk refleksi yang saya catat kali ini.      Ya, betul banyak sekali yang berterima kasih berproses namun layaknya seorang sopir yang harus tahu tentang m...

kalimat Wong Liyo Ngerti Opo? menjelma menjadi kalimat filosofis yang menggantikan peran Stoicism di kalangan anak muda jawa

  Belakangan ini sering muncul di beranda media sosial yang sering di gunakan oleh kalangan anak muda yaitu TikTok, sebuah konten viral yang membuat beberapa kalangan terheran bukan main karena di dalam konten tersebut seperti membandingkang sebuah kalimat biasa dengan sebuah mazhab filsafat yang tentunya memiliki banyak penganut di masa ini yaitu Stoicism. Tidak kaget melihat banyak orang keheranan dengan konten tersebut, Lha wong Cuma kalimat Wong Liyo Ngerti Opo? kok bisa-bisanya dibandingkan dengan Stoicism. sekilas sangat tidak apple to apple atau tidak sebanding, karena mazhab filsafat ini telah berkembang begitu lama dan telah melalui pembahasan serta perdebatan yang begitu panjang. Ibaratnya Stoicism ini sebuah kapal pesiar yang telah malang melintang mengarungi samudra harus bergelut dengan prahu gethek yang terbuat dari bambu. Stoicism adalah aliran filsafat Yunani yang mengedepankan penerimaan dan pengendalian diri atas segala sesuatu yang tentunya sangat relate ...

Gelar Lakmud Gabungan, PAC IPNU-IPPNU Pageruyung dan Pelantungan Ajak Kader Siap Berkhidmat dan Memimpin Perubahan

Latihan Kader Muda (Lakmud) Gabungan, Pimpinan Anak Cabang, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Kecamatan Pageruyung dan Pelantungan digelar di MDTNU 03 Gondoharum Pageruyung dari Jumat, 31 Januari hingga Minggu, 2 Februari 2025. Kegiatan yang merupakan tahap lanjutan dari Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA). kegiaran ini diikuti   oleh 21 Peserta terpilih dari Pageruyung dan Pelantungan. Lakmud ini digelar dalam rangka membentuk karakter kader yang kompeten dan mandiri dalam mengawal keberlanjutan organisasi. Rizky Syariful Fikri, Ketua PC IPNU Kendal mengapresiasi gelaran Lakmud gabungan ini yang ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan pelajar IPNU-IPPNU menghadapi tantangan serta dinamika di masa mendatang. “Kami berharap kegiatan Lakmud ini mampu mencetak kader IPNU-IPPNU yang kompeten untuk menyongsong masa depan bangsa yang lebih baik,” tuturnya. Rizky juga berpesan kepada seluruh peserta untuk mengikuti tahap...