Dalam
era globalisasi dan kemajuan teknologi saat ini, interaksi antara Islam dan
modernitas menjadi semakin romantis sekaligus mencekam .dari sudut pandang
agama yang erat kaitanya dengan tradisi modernitas akan menjadi sebuah pisau
bermata dua di satu sisi, ada keinginan untuk mempertahankan nilai-nilai dan
tradisi agama; di sisi lain, ada kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan
zaman. Modernitas akan menjadi berkah jika kedua mata pisau itu sma tajamnya
dan digunakan secara berdampingan, namun ketika sebuah ajaran tidak mampu memegang
kendali atas perkembangan modernisasi yang begitu cepat maka suatu ajaran agama
akan menjadi lilin yang menyala menerangi sekitarnya dengan perkembangan keilmuan
dan peradaban namun secara bersamaan membakar dirinya sendiri karena kehilangan
tradisi dan ajaran-ajaran moral yang sering menjadi tumbal perkembangan modernisasi.
hubungan
antara Islam dan modernitas adalah hubungan yang tidak dapat dipisahkan, karena
mengikuti perkembangan zaman adalah sebuah keniscayaan untuk semua ajaran agama,
namun dalam perkembangannya pastlah menemui banyak persoalan salah satu
tantangan utama dalam menggabungkan Islam dengan modernitas adalah beragamnya
interpretasi terhadap teks-teks suci. Sebagian ulama dan pemikir Muslim
berupaya untuk menafsirkan Al-Qur'an dan Hadis dalam konteks zaman sekarang.
Mereka percaya bahwa prinsip-prinsip Islam, seperti keadilan, egalitarianisme,
dan kebijaksanaan, dapat diaplikasikan dalam konteks modern. Namun, ada juga
pendekatan yang lebih konservatif yang mengedepankan interpretasi tradisional,
yang sering kali menolak ide-ide baru yang dianggap bertentangan dengan ajaran
asli.
Efek
kausalitas atau akibat dari moderninasi juga berdampak pada upaya penafsiran diatas
menjadi bias atau tidak jelas kebenaran dan keabsahaanya di karenakan perkembangan
teknologi yang memudahkan orang untuk mengakses setiap informasi di semua
platform media sosial yang diddalamnya setiap orang juga bebas dalam melemparkan
asumsi, penafsiran atau ujaran yang tidak dapat diuji kebenaranya.
Tak
cukup disitu persoalan modernitas juga masuk ke dalam ranah HAM, hak asasi
manusia merupakan salah satu nilai inti dari modernitas yang sering
diperdebatkan dalam konteks Islam. Banyak pemikir Muslim berargumen bahwa
ajaran Islam mendukung hak-hak individu, seperti kebebasan beragama dan hak
untuk berpendapat. Namun, tantangan muncul ketika prinsip-prinsip ini
bertentangan dengan praktik budaya dan hukum di beberapa negara Muslim. Diskusi
tentang bagaimana mengintegrasikan hak asasi manusia dalam kerangka syariah
terus berlangsung, dan ini merupakan area penting untuk perkembangan ke depan.
Perkembangan
zaman juga menjadi tersangka utama dalam degradasi moral dan hak asasi manusia,
karena dengan munculnya modernisasi anak-anak muda menjadi mudah untuk mengakses
informasi budaya barat yang bebas dan tentunya sangat bertentangan bukan Cuma dengan
nilai tradisi dan moral umat islam namun juga nilai tradisi dan moral bangsa Indonesia
secara keseuruhan, globalisasi dan modernisasi membawa nilai-nilai baru dan
budaya asing ke dalam masyarakat Muslim. Ini dapat menyebabkan ketegangan
antara tradisi lokal dan pengaruh luar. Sebagian orang merasa terancam oleh
perubahan ini, sementara yang lain melihatnya sebagai kesempatan untuk memperkaya
identitas mereka.
Persoalan
globalisasi dan modernisasi akan menjadi berkah untuk generasi penerus karean
melimpahnya informasi ilmu pengetahuan dari seluruh dunia, namun ini juga akan
menjadi martir yang membunuh tradisi dan moralitas generasi penerus, dan ini
menjadi persoalan yang harus segera ditemukan obat penawarnya, meskipun istilah
sering mengatakan bahwa setiap terobosan dan perkembangan harus ada yang dikorbankan,
namun setiap cendekiawan muslim haruslam menemukan obat yang tepat untuk menawar
efek racun modernitas.
Penulis
: Ahmad
Editor
: Robith
Komentar
Posting Komentar