Langsung ke konten utama

Postingan

Philosophia Chapter 05 : Meneropong Masa Depan: Teknologi dan Kehidupan Baik

    Pagi itu, bau kopi susu Bu Tinah dari kantin udah nyampur sama aroma khas lab komputer yang agak-agak "rumah sakit" gitu. Rina, si kacamata yang kadang miring, lagi serius mantengin layar. Di sebelahnya, Bima ikutan melotot ke deretan kode yang bikin pusing. Mereka berdua, bukan geng hits di sekolah, tapi punya satu passion yang sama: AI, atau si robot pinter . "Lihat nih, Bim," Rina nunjuk layar, matanya berbinar. "Gue udah berhasil ngelatih model ini buat nebak cuaca dari data-data lama. Dikit lagi, dia bisa prediksi hujan besok!" Bima nyamperin, kepo. "Gila, Rin, keren banget! Tapi... bedanya apa sama ramalan cuaca di TV? Kan itu cuma angka sama rumus doang, ya?" Rina nyengir tipis. "Justru itu poinnya. Ini bukan sekadar ramalan biasa. Ini soal mesin yang bisa belajar . Dia nyerap info dari data, dari pengalaman, persis kayak kita belajar dari buku. Bedanya, dia jauh lebih ngebut." Hening sebentar, otak Bima muter. ...

Chronos and Kairos chapter 01 : Indonesia

  “Apakah menambang adalah perbuatan yang harus dilakukan sebagai bentuk kemaslahatan dan kebaikan?” tanyaku masih mencari alasan yang tentunya baik agar mampu menerima perbuatan-perbuatan penambangan, karena yang aku lihat pertambangan apapun itu baik pertambangan emas, nikel, batu bara, semen, batu, pasir dan tanah selalu saja memberikan dampak negatif bagi masyarakat sekitar. Kita ambil contoh pertambangan pasir dan batu (galian C) yang dilakukan di dekat rumahku dengan membandingkan dampak positif dan dampak negatif yang dihasilkan dari aksi pertambangan yang dilakukan. Mungkin secara faktanya pertambangan meningkatkan sedikit lapangan pekrjaan sebagaimana yang kita ketahui operator alat berat, supir truk dan tentunya mandor dan para pengawas lainnya yang dibutuhkan dalam pertambangan sekala kecil ini. Selain itu tentunya ada kas bagi desa dan ormas sebagai pelancar agar mendapatkan izin pertambangan saat leawt di jalan-jalan desa. Selebihnya keuntungan atas pengerukan sumber...

Tanggung Jawab Sosial: Pelajar sebagai Agen Perubahan

    Pagi itu, langit masih pucat ketika Rafi dan Salsabila—dua kader IPNU IPPNU—berkumpul di halaman masjid Kota Kendal. Dalam angin sepoi, mereka saling bertukar senyum penuh semangat. “Yuk, Raf, pasang banner ‘Aksi Bakti Sosial: Bersih-Bersih Sungai’ di sana,” sapa Salsab. Rafi mengangguk, tangannya cekatan membuka gulungan spanduk. Sementara itu, sekelompok remaja lain sudah menyusuri tepi sungai, memungut sampah plastik yang mengapung. Ada yang membagikan sarung tangan karet, ada pula yang sibuk mengumpulkan botol-botol bekas dan kantong kresek, memasukkannya ke kantung-kantung besar. Di sela pekerjaan, Salsab duduk di kayu lapuk, menoleh pada Rafi. “Kamu pernah baca soal keadilan menurut Aristoteles (384 SM), nggak?” tanyanya tiba-tiba. Rafi melempar pandang. “Iya, itu yang bilang keadilan itu soal ‘memberi kepada yang berhak’, kan? Aristoteles bilang, ada distributive justice—pembagian yang proporsional—dan corrective justice, buat ngembaliin yang hilang at...

Hasil Konferancab XVII PAC IPNU-IPPNU KOTA KENDAL : Semoga Menghasilkan Ketua Terpilih yang Dapat Membawa Kebermanfaatan

    Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PAC IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PAC IPPNU) Kota Kendal menggelar Konferensi Anak Cabang (Konferancab) IPNU IPPNU XVII pada 8 Juni 2025. Acara ini dilaksanakan di SMA NU 01 Al Hidayah Kendal dengan mengundang dari MWC NU Kecamatan Kendal, Banom NU Kecamatan Kendal, PC IPNU - IPPNU KENDAL, PC IPM Kendal serta beberapa stakeholder terkait. Selain itu, lokasi tersebut dipilih karena tempatnya yang strategis dan fasilitas cukup memadai, serta pengenalan salah satu sekolah yang ada dibawah naungan LP Ma'arif NU. Ketua Panitia Konferancab, Jaka Purwanto, menegaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk mengevaluasi program kerja serta memilih ketua untuk masa khidmat dan masa bakti selanjutnya. Dalam pencalonan ini terdiri beberapa calon yang sudah direkomendasikan oleh beberapa Pimpinan Ranting (PR) dan Pimpinan Komisariat (PK) yang ada di Kecamatan Kendal. Ketua Tanfidziah MWC NU Kendal, KH. Mokh A...

Philosophia Chapter 03 : Cinta dan Makna: Antara Romantisme dan Rasionalitas

  Pagi itu, langit Pesantren Al-IMRON diselimuti mendung. Angin berhembus pelan, membawa bau tanah yang khas setelah hujan semalam. Di sela kegiatan organisasi, Rizal adalah seorang kader aktif   IPNU, dia menemukan selembar surat di dalam buku Kaidah Usul Fiqh miliknya. Tulisan tangan itu rapi, seolah ditulis dengan hati-hati, dan di pojok kanan atas terdapat simbol kecil: setangkai mawar dan pena bersilang. "Kepada Rizal yang berpikir lebih banyak daripada bicara. Apa yang lebih membingungkan dari cinta? Aku rasa tidak ada. Kita diajari mencintai sesama karena Allah, tapi bagaimana bila perasaan itu tumbuh bersama kekaguman? Apakah itu salah? Atau hanya bentuk cinta yang belum dijelaskan oleh ustadz-ustadz kita?” Di dunia Plato (427 SM), ada dua cinta: Eros dan Philia . Tapi tidak satu pun dijelaskan dalam forum organisasi. Jadi aku bertanya padamu, kader filsafat: apakah kita hanya boleh mencintai dalam batas rasionalitas saja?" Tak ada nama pengirim. Hanya inisi...

Kawan atau sekedar Klik

  Ponsel Alya bergetar berkali-kali sebelum azan Subuh. Kembali, grup WhatsApp IPNU-IPPNU penuh dengan pesan. Semuanya dimulai dengan poster pendidikan, stiker, jokes, dan perdebatan panjang tanpa peringatan tentang siapa yang bertanggung jawab atas jadwal pengajian. Bahasa mulai meninggi. Perlahan-lahan muncul sarkas, seolah-olah mereka dapat membenarkan sikap yang tidak akan pernah mereka katakan jika mereka berhadapan langsung. "Kenapa sih grup pengkaderan malah seperti ring tinju?" tanya Rania, yang masih terpejam. Alya hanya berfokus pada layar. Ia merasa ada kesalahan. Namun, di mana letak kesalahannya? Di kelas filsafat keesokan harinya, Dosen Munir menulis sebuah kalimat besar di papan tulis: “mengatakan sesuatu berarti melakukan sesuatu” Alya memperhatikannya baik-baik. Austin (1911) filsuf Inggris, meyakini bahwa ucapan manusia bukan sekadar deskripsi. Ucapan adalah tindakan. Ketika seseorang mengatakan "saya janji" , ia tidak hanya menyebut fakt...

Siapa Aku?

  ALYA SHOPIA kader IPPNU yang sedang perjalanan pulang selepas rapat, Ketika sampai di depan rumah, Alya melihat Pria di depan rumahnya dengan sebuah kutipan di belakang kaosnya “Cogito Ergo Sum” (aku berpikir, maka aku ada) – RenĂ© Descartes 1596. Membuat Alya terkesan dan menghampirinya. Alya menatapnya, mencoba mengenali wajahnya yang begitu tertutup. “Siapa Kamu ?” Tanya Alya tanpa sadar Pria itu terdiam sejenak, lalu menjawab “Aku.... aku adalah bagian dari dirimu yang belum kamu kenali” Dengan rasa penasaran yang masih menggantung dikeplanya, Alya meninggalkan pria misterius itu sambil menggaruk kepalanya. Sampai di depan pintu Alya melihat Amplop Surat tergelatak. Tak ada petunjuk pengirim, hanya sebait kalimat: “Siapa sebenarnya dirimu, Alya? , Apa makna pilihan yang kamu buat hari ini?” Baru beberapa detik membaca, jantungnya berdebar, di balik kesederhanaan kata itu tersembunyi misteri yang bisa mengguncang segala keyakinan tentang jati diri. Hari itu,...